hanya suara sendok yang saling beradu.
Tak ada lagi tawa yang memenuhi ruang,
hanya sisa percakapan yang enggan diulang.
Dulu, rumah ini penuh rencana,
tentang esok, tentang kita, tentang segalanya.
Tapi kini hanya ada kenangan,
yang tergantung di dinding, berdebu pelan-pelan.
Kita tumbuh, kita berubah,
seperti pohon yang tak lagi berbagi akar.
Mungkin bukan salah siapa-siapa,
hanya waktu yang membuat segalanya menjauh.
Tapi di dalam laci, aku masih menyimpan,
jejak hari-hari yang kita janjikan.
Bukan untuk kembali, bukan untuk mengulang,
hanya untuk mengingat bahwa dulu,
kita pernah menjadi satu.

0 Comments